
Situs monitoring trafik internet, Herdict, melaporkan bahwa Facebook dan Twitter tidak bisa diakses di Mesir.
Pemblokiran ini dilakukan pemerintah Mesir setelah beredar kabar di dunia maya bahwa akan ada demonstrasi besar-besaran untuk menggulingkan Presiden Husni Mubarak. Pemerintah Mesir menduga para pendemo melakukan koordinasi melalui jejaring sosial dan situs mikroblogging tersebut.
"Twitter diblokir lebih dahulu, sehari kemudian lalu Facebook yang terblokir," ujar pihak Herdict, seperti dikutip melalui Straits Times, Kamis (27/1/2011). Herdict sendiri merupakan situs pemantau trafik internet di dunia, proyek buatan Berkman Center for Internet & Society di Harvard University.
Sedikitnya ada dua laporan yang masuk ke Herdict terkait tidak bisa diaksesnya Facebook dan Twitter di Mesir. Sayangnya hingga saat Herdict belum mendapatkan jawaban dari pihak pelapor untuk mengabarkan informasi lebih lanjut. Dikabarkan sekira puluhan ribu demonstran telah melayangkan protes melawan kepemimpinan Presiden Husni Mubarak yang telah menjabat selama 30 tahun lamanya.
Pihak Twitter mengkonfirmasi kebenaran berita ini. Pemerintah Mesir telah memblokir akses warga ke Twitter. Namun sebagian pengguna internet di Mesir memutuskan untuk menggunakan aplikasi pihak ketiga atau proxi server untuk mengirimkan 'tweet' ke layanan mikroblogging tersebut.
"Kami percaya bahwa pertukaran informasi secara terbuka dan melihat manfaat Twitter bagi masyarakat akan membantu pemerintah untuk terhubung dengan rakyatnya," tulis pihak Twitter dalam akun resminya @twitterglobalPR.
http://koranonlen.blogspot.com/2011/01/mesir-ikutan-blokir-twitter-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar